Tuesday, April 15, 2008

Amin dan Iman

Oleh : Angelina Kusuma

Terbakar didalam Kristus itu mudah. Tetapi mempertahankan api yang membara didalam-Nya itu cukup sulit. Berapa tahun lamanya kita mengikut Kristus ? Sudahkah didalam setiap jejak langkah kita mengiring Dia, kita merasakan kesempurnaan penyertaan-Nya, pertolongan-Nya, dan mukjizat-mukjizat-Nya yang ajaib ? Jika belum, berarti Anda dan saya termasuk orang yang RUGI !

Yesus adalah sumber kehidupan. Didalam Dia semua kebutuhan kita sudah lengkap. Ia adalah Penjaga kita, Dokter kita, Hakim kita, Bapa kita, dan Sahabat kita. Didalam Dia semua yang mustahil bisa dirubah menjadi berkat dan mukjizat. Seringkali orang Kristen tidak mengalami mukjizat dan penyertaan-Nya bukan karena ia salah memilih Tuhan. Tetapi sering kali karena kita hanya menjadi orang Kristen yang bisa ber-amin dan tidak bisa ber-iman, mudah terbakar jika ada pemberitaan Firman Tuhan yang indah ditangkap oleh telinga kita namun tidak mampu mempertahankan bara Firman itu sehingga menjadi pegangan hidup kita setiap saat.

"Tuhan itu ada nggak sie ?", pernyataan ini pernah saya dengar dari seorang sahabat yang sudah menjadi Kristen sejak lahir. Hanya karena kecewa hubungan relationship-nya dengan beberapa orang gadis selalu berantakan sebelum naik ke pelaminan, lalu ia menanyakan keberadaan Tuhan.

"Tuhan itu benar-benar ada dan pertolongannya nyata !", sebaliknya pernyataan ini saya dengar dengan jelas dan tegas dari seorang ibu jemaat gereja saya yang baru saja menjadi pengikut Kristus satu bulan. Saya benar-benar tersentuh oleh kesaksian yang didapatnya beberapa minggu yang lalu. Keadaan suaminya menderita sakit yang agak parah. Uang mereka habis hanya untuk biaya pengobatan di rumah sakit selama seminggu lebih sebelumnya. Ketika suaminya dibawa pulang ke rumah, mereka hanya mengandalkan Tuhan untuk kehidupan sehari-hari. Suatu ketika suaminya berkata kepadanya untuk memintanya membelikan sebungkus nasi pecel. Ibu ini tidak mempunyai uang sepeserpun untuk membeli nasi itu. Tetapi ia hanya berdoa kepada Yesus dan beriman serta berkata kepada suaminya bahwa ia akan berangkat ke warung sebelah rumahnya dan akan membawa nasi pecel pesanan suaminya secepatnya. Mukjizat terjadi satu jam berikutnya. Seorang wanita yang tidak pernah dikenal ibu ini sebelumnya datang ke rumahnya dan memberikan sejumlah uang yang cukup untuk membeli nasi pecel untuk suami dan keluarganya.

Jika Anda membaca tulisan ini dan tertawa saat saya menceritakan cerita yang pertama, maka periksalah hati Anda saat ini juga. Sering kali kita menjadi orang Kristen seperti itu. Hanya bisa menyebut Dia Tuhan saat kita senang, tetapi begitu badai pencobaan datang, keyakinan kita kepada-Nya lenyap. Hanya berganti dengan pertanyaan bodoh, "Apakah Tuhan itu ada ?"

Jika Anda segera mengucapkan amin ketika membaca cerita saya yang kedua, maka tanamkan dalam diri Anda bahwa ibu itu bisa menerima mukjizat karena ia menghendaki hal tersebut terjadi terlebih dahulu, bukan karena Ia lebih lama menjadi Kristen dan telah mendalami Alkitab dengan baik - ibu ini belum bisa membaca tulisan latin dengan lancar seperti kita, tetapi ia hanya bisa membaca tulisan Arab. Tanpa doa dan imannya, Tuhan tidak akan pernah menggerakkan seorang wanita yang tidak dikenal sebelumnya untuk memberkati ibu dan keluarganya.

Baik dalam perkara yang besar atau perkara kecil, Yesus selalu hadir disana. Ia bukan Allah yang buta terhadap kesulitan hidup kita. Ia tidak bisa bertindak lebih dalam hidup kita karena kita tidak melibatkan-Nya didalamnya, kita membiarkan Yesus tertidur diburitan kapal yang kita kemudikan seperti yang dilakukan oleh para murid ketika menghadapi taufan yang melanda perahu mereka.

Markus 4:37-38a, Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam.

Ketika kita membiarkan Yesus berada diluar kehidupan kita, Ia tidak akan bisa mengadakan mukjizat-Nya karena kitalah yang bertahta diatas kursi kerajaan yang seharusnya dipegang oleh-Nya. Kita tidak akan sanggup mengendalikan hidup kita tanpa bantuan-Nya. Jadi jangan salahkan Yesus jika hidup kita berantakan karena kepemimpinan kita sendiri. Ia baru bisa turun tangan jika kita menundukkan diri kita dihadapan-Nya dan meminta-Nya untuk mengatasi masalah hidup kita.

Markus 4:38b-39, Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali.

Jangan pernah membiarkan Yesus tertidur ! Bangunkan Dia segera, setiap saat !!


Do you have a problem ?
Don't worry !
Call Jesus hurry up !!
Matius 11:28

No comments: