Thursday, April 10, 2008

Sendiri Itu Indah

Oleh : Angelina Kusuma

Ketika sebuah relationship berjalan tidak seperti yang dikehendaki dan membuahkan sebuah keputusan untuk berpisah disatu waktu, sedikit atau banyak itu akan menyisakan sebuah trauma bagi yang mengalaminya. Entah itu sebuah trauma sesaat atau sebuah trauma yang dimasa depannya bisa membuahkan pengalaman pahit dan membuat orang bersangkutan sulit menjalin relationship dengan orang lainnya lagi.

Tidak bisa dipungkiri, cinta (eross) seringkali lebih berkuasa daripada kasih (agape) ketika seorang pria dan wanita terlibat dalam sebuah kontak hubungan yang bernama relationship. Itulah kenapa sakit hati, kekecewaan atapun akar pahit sering timbul seiring berakhirnya sebuah hubungan relationship. Semua bayangan kemesraan si dia saat pertama kali menyatakan isi hati, kejadian-kejadian romantis yang tercetak saat mulai melangkah bersama dan juga kata-kata maupun hadiah-hadiah yang manis, rasanya terbalik menjadi sebuah sampah, saat kata putus atau berpisah itu terucap.

Menyakitkan memang, jika apa yang sangat kita idam-idamkan selalu berakhir baik, harus berceceran kembali di lantai dan kita terluka oleh indahnya bunga mawar yang dengan susah payah berhasil kita petik dari puncak gunung. Dengan segera bayangan si dia berubah menjadi seseorang yang paling ingin kita jauhi, kita benci, kita lupakan, atau jika perlu kita delete dari memori otak kita selamanya. Sering kali juga saya menjumpai orang-orang yang bertanya, "Bagaimana cara melupakan orang yang pernah kita sayangi dengan cepat ?", "Bagaimana agar saya tidak mengingat-ingat kenangan tentang dia lagi ?", "Bagaimana cara merelakan kepergiaan orang yang pernah menjalin relationship dengan kita ?", dll.

Salahkah, jika kita ingin melupakan sebuah kenangan pahit yang pernah terjadi didalam hidup kita ?

Manusia mempunyai sebuah perasaan yang dirancang oleh Tuhan lebih dari ciptaan-Nya yang lain. Jika manusia masih bisa merasakan sakit didalam hatinya, kecewa, merasa terbuang, dikhianiti, sedih atau kehilangan, itu pertanda bahwa manusia tersebut masih hidup di dunia dan itu adalah sebuah perasaan yang wajar. Karena Allah juga menciptakan perasaan negatif tersebut selain perasaan gembira, senang dan sukacita.

Yang menjadikannya tidak boleh adalah jika kita menyimpan semua perasaan negatif didalam hati kita secara berlebihan sehingga menimbulkan akar pahit yang sulit untuk dicabut dan mempengaruhi seluruh tindakan kita baik secara rohani maupun jasmani. Segala sesuatu yang belebihan bisa menimbulkan hal-hal yang tidak baik.

1 Korintus 10:23, "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna. "Segala sesuatu diperbolehkan." Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.

Sendiri itu indah

Mudah diucapkan saat kita berada di zona nyaman, dimana usia masih muda, tidak ada orang yang mendesak kita untuk segera mengakhiri masa lajang, disaat rekan-rekan seusia kita juga masih sendiri, dan dunia sekeliling kita masih jauh dari jangkauan jam biologis yang berdetak kencang. Tetapi begitu mulai memasuki usia 30 tahun, rekan-rekan seusia satu per satu mulai melenggang ke pernikahan, slentingan-slentingan yang menyuruh untuk segera mengakhiri masa lajang mulai terdengar keras, dan jam biologis sudah tidak bisa dibohongi lagi, masih bisakah kita berkata dengan lantang bahwa, "Sendiri itu tetap indah" ?

Sendiri, juga bisa menjadi sebuah kondisi menakutkan bagi kebanyakan orang yang baru saja mengakhiri kisah relationship-nya atau yang sedang dalam taraf memikirkan untuk melakukannya. Ketika saya memutuskan hendak mengakhiri hubungan relationship yang tidak seimbang saya dengan seorang pria yang sangat saya cintai, saya juga merasakan hal tersebut.

Sayang, karena hubungan kami sudah terjalin dalam waktu yang tidak singkat. Sayang, karena semua orang sudah mengetahui kebersamaan kami berdua selama ini. Sayang, karena saya benar-benar mencintai dia dengan tulus dan mungkin saya tidak bisa melupakannya dalam waktu dekat. Dan ’sayang-sayang’ yang lain mulai membuat saya berkompromi hingga membuat saya menghabiskan waktu untuk berputar-putar disuatu tindakan bertahan yang tidak sehat.

Ketika saya mulai membuka logika saya dan membiarkan Yesus mengambil alih hidup saya, barulah saya tersadar bahwa saya sudah menghabiskan banyak waktu berharga saya untuk berdiri dimuka pintu tertutup. Yang saya sayangi selama saya bertahan dalam relationship itu sendiri hanyalah sebuah ilusi. Ketakutan saya akan kesendirian setelah saya memutuskan berjalan tanpa pria tersebut menyeret saya masuk terlalu lama dalam kondisi bertahan. Jadi seringkali ketika kita tidak ingin melepaskan seseorang yang kita sayangi, itu bukan berarti hanya karena kita terlalu mencintainya. Tetapi terkadang karena kita terlalu takut untuk kembali sendirian melewati hari-hari kita.

Alone but not lonely

1 Korintus 7:32, Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.

1 Korintus 7:34b, Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus.

Setiap manusia hidup dengan tujuan yang khusus. Semua manusia berjalan sesuai dengan panggilan-Nya dan selalu melewati tahap-tahap tertentu : bayi - anak-anak - remaja - dewasa, lajang - pacaran / relationship - tunangan - pernikahan. Bisakah kita melompat dari tahap awal ke tahap diatasnya sebelum waktunya ? Bisa ! Tetapi hasilnya hanya akan meciptakan mutu karbitan.

Seorang anak kecil yang hidupnya diwarnai dengan mencari uang untuk kebutuhan keluarganya akan tumbuh menjadi orang yang matang sebelum waktunya. Seseorang yang saat masa lajangnya belum lengkap dan dipaksa menikah disaat belum mengerti tentang makna orang tua dan pernikahan yang benar juga bisa bertumbuh menjadi orang tua yang kurang bertanggung jawab terhadap keluarga dan anak-anaknya. Semua yang berlabel karbitan, tentu rasanya tidak akan seenak buah yang dewasa dan matang sesuai waktunya.

Pendapat orang bermacam-macam tentang arti sebuah kesendirian. Ada yang mengartikan sendiri adalah masa-masa kesepian, masa menanti yang lebih baik dan ada juga yang berpendapat bahwa masa sendiri adalah waktunya Tuhan berkarya lebih hebat didalam hidup orang tersebut. Saya lebih menyukai pendapat yang ketiga meskipun kedua pendapat yang lain ada benarnya juga. Sendiri bisa membuat kita kesepian dan bisa juga digunakan untuk menanti hal yang lebih baik dimasa mendatang.

2 Korintus 12:9-10, Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Ayat diatas ditulis oleh Paulus saat berada didalam penjara dan siksaan karena pemberitaan Kristus. Suatu hal yang mengesankan bahwa ketika ia ditinggalkan sendiri dalam kesepian tersebut, ia masih sempat mengirim kabar kepada sahabat-sabahatnya dan menyaksikan berita tentang sukacita.

Paulus adalah seorang ekstrovet yang pastinya akan sangat tertekan ketika ia dibiarkan dalam situasi yang membuatnya terpaksa untuk berdiam seorang diri. Saya juga termasuk bagian dari orang-orang ekstrovet yang selalu mengedepankan hubungan antar sesama dan situasi yang mendorong saya bisa berbicara dan berbuat banyak. Dikucilkan dan ditinggalkan sendirian bisa menjadi sebuah hukuman berat bagi orang-orang ekstrovet. Tetapi hal tersebut nampaknya tidak berlaku bagi Paulus.

Saat Paulus sendirian, justru pelayanannya semakin meluas dan mendunia. Surat-surat tulisannya yang dikirimkan kepada sahabat-sahabatnya membuahkan tuaian jiwa-jiwa yang sampai saat ini masih bisa kita rasakan. Dan hasil ketaatannya selama menjalani masa sendiri tersebut, dipakai oleh Tuhan untuk menegur umat pilihan-Nya termasuk anda dan saya.

Seperti Paulus yang taat ketika harus menjalani segala macam pengucilan, kesendirian, dan penyiksaan, seperti itulah yang Ia inginkan untuk kita lalui. Jika Ia menempatkan kita dalam masa sendiri bukan berarti bahwa dunia kita akan runtuh. Tuhan tetap ada disamping kita dan tidak akan pernah berpaling sampai kapanpun. Jadi anggapan bahwa alone is lonely adalah suatu kebohongan besar.

Matius 28:20b, Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

Kita boleh kesepian, kita boleh mengalami kehancuran dalam hubungan relationship kita, kita boleh ditinggalkan oleh orang-orang yang kita sayangi, kita boleh kehilangan banyak hal dalam dunia ini, tetapi ada satu hal yang tidak akan pernah hilang dan meninggalkan kita sendirian. Yesus ada dimanapun kita berada dan selalu menyertai kita dalam keadaan senang ataupun sedih. Dialah Bapa yang setia menemani anak-anak-Nya dan tidak mungkin ingkar janji.

Yang tertutup dan terbuka

"When one door closes, another opens; but we often look so long and so regretfully upon the closed door that we do not see the one which has opened for us." - Alexander Graham Bell.

Yesaya 60:11, Pintu-pintu gerbangmu akan terbuka senantiasa, baik siang maupun malam tidak akan tertutup.

Kegagalan tidak berarti bahwa kita telah kehilangan bagian kita yang paling berharga. Alkitab mengatakan bahwa pintu gerbang kita akan selalu terbuka. Artinya, kesempatan baik bagi kita tidak akan pernah hilang. Yang perlu kita lakukan hanyalah menyadari dan mempercayai bahwa Ia selalu merancangkan hal yang terbaik bagi kita meskipun terlihat buruk dimata manusia.

Perbedaan sebuah kata kehancuran dan kesempatan untuk lebih baik itu terletak darimana kita memandang. Jika kita membiarkan pikiran kita dikuasai oleh Iblis, wajar jika banyak orang yang mati bunuh diri hanya karena hubungan relationship-nya berakhir. Sebaliknya, banyak juga orang-orang yang hidupnya menjadi sebuah kesaksian luar biasa dan berprestasi lebih karena ketika ia tahu bahwa ia telah digiring ke tahap sendiri, ia tetap memandang Yesus, mempercayai-Nya, dan mulai berkarya lebih buat Dia.

Menggali potensi diri saat sendiri adalah sebuah pilihan yang sangat bijaksana. Terkadang, saat kita sendirian maka kita akan menemukan bakat terpendam kita yang sebelumnya tidak pernah kita pikirkan sama sekali. Seperti menulis, melukis atau juga menciptakan musik dan lagu. Saya sendiri juga pernah mengalaminya. Ketika dipikiran saya ada seorang pribadi lain yang saya gumuli selain Tuhan, ketrampilan saya tidaklah begitu menonjol. Tetapi ketika saya terpaksa harus berjalan sendirian lagi dan saya menikmatinya, tiba-tiba kemampuan menulis saya meningkat. Sesuatu yang sebelumnya tidak pernah saya perhitungkan tetapi hasilnya saat ini bisa memberkati orang lain melalui kesaksian hidup saya sendiri dalam tulisan-tulisan sederhana.

Looking forward, next, and future. Kesendirian kita bisa dibalik menjadi sebuah berkat bagi kemuliaan Allah jika kita mau melakukannya.

Tunggulah kesempatan yang pasti akan diberikan-Nya dimasa depan sambil memanfaatkan moment lajang dengan benar. Mulai menggali bakat terpendam, mulai melayani Dia dengan sungguh-sungguh dan mulai mendekatkan diri kepada-Nya.

Sendiri itu memang indah jika kita tahu bahwa dengan sendiri berarti kita diberi kesempatan untuk menanti yang lebih baik dari sebelumnya dan kesempatan untuk mengembangkan potensi diri bagi kemuliaan-Nya, more and more.

Pengkhotbah 3:11, Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.



No comments: