Tuesday, April 15, 2008

Simulasi Relationship

Oleh : Angelina Kusuma

A : "Njie, aku udah jadian."
Enjie : "Hah, ma siapa ?"
A : "C-lah ..."
Enjie : "Secepat itukah ?"
A : "Aku nggak mau lama-lama nge-jomblo terus, itu hanya membuatku ingat B dan sedih. Makanya, begitu C pdkt ke aku ya langsung kuterima."
Enjie : "Yakin hatimu bisa 'free' dalam jangka waktu sebulan abis putus dari A ?"
A : "Actually, sometimes I still remember B. Selama ini kalo aku ingat B cepat-cepat aku telpon si C kok. I will try to loving C ..."
Enjie : "Jadi sebenarnya kamu sendiri belum yakin penuh kalo kamu benar-benar jatuh cinta ke C kan ?"
A : "Yang jelas B tetap yang terbaik buat aku, tapi daripada menyesali putusnya aku ma dia terus kan lebih baik aku menerima orang yang mencintai aku dan belajar menerima dia juga ?"

Speechless. Saya kehabisan kata-kata dan kalimat ketika mendengar alasan A menerima uluran relationship dari C tersebut. Saya tahu betul siapa si A. Sebelumnya ia sangat mengasihi B hingga mampu bertahan lebih dari tujuh tahun untuk menjalin relationship dengannya. Ketika hubungan mereka terhenti, saya tahu betapa terlukanya si A. Sebulan lalu saya masih sering menemuinya menangisi kehancuran relationship-nya dengan B dan terlihat kesulitan bangkit dari masa lalunya tersebut. Tetapi ketika ia bercerita bahwa ia sudah menemukan pengganti B dalam waktu sebulan, saya justru semakin bersedih untuknya.

Bangkit dari masa lalu itu harus. Kita hidup di hari ini dan hari esok. Hari kemarin hanya akan menjadi bayang-bayang dan tidak akan pernah bisa kita perbaiki dan kita ulangi. Saya selalu mendukung setiap manusia yang berusaha keluar dari cangkang ketakutannya dan menghadapi hari depannya dengan tegar. Tetapi apakah alasan A menerima C diatas menunjukkan bahwa ia telah menjadi tegar menghadapi masa lalunya ? Menerima orang lain pasca gelar jomblo kembali tersandang, hanya karena takut kesepian, takut teringat terus kepada mantan, dan belajar mencintai serta menerima orang lain yang dianggap mirip dengan mantannya adalah tindakan melarikan diri dari kenyataan bagi saya. Sama sekali tidak menunjukkan kedewasaan sikap dan ketegaran.

Simulasi ! Simulasi adalah suatu peniruan sesuatu yang nyata, keadaan sekelilingnya - state of affairs, atau proses. Saya menyebut bahwa keadaan yang sedang dijalani oleh A ini hanya sebuah simulasi relationship. Belajar mencintai orang lain ketika masa lalu masih membayangi dengan erat adalah salah satu penyebab tidak sehat dalam relationship. Setiap manusia diciptakan dengan keunikan tersediri oleh Tuhan. Tidak ada dua manusia yang sama persis didunia ini. Dan jika kita mencintai seseorang hanya karena orang tersebut mempunyai kemiripan dengan orang yang pernah kita kasihi sebelumnya, ini juga bisa menggiring kita kearah relationship yang tidak seharusnya.

Dalam sebuah hubungan pasti ada take and give. Ketika kita terburu-buru masuk dalam relationship tanpa mengisi dan memenuhi diri kita terlebih dahulu - menjadi single yang utuh - kita akan cenderung menjadi seorang penuntut nantinya. Rasa kesepian adalah tanda bahwa orang tersebut belum sepenuhnya menjadi utuh sebagai seorang pribadi. Orang yang benar-benar utuh menjadi single, tidak memerlukan orang lain untuk membuatnya bahagia - kebahagiaan manusia hanya bisa terpenuhi ketika hubungannya dengan Tuhan dipulihkan terlebih dahulu, bukan mencarinya dengan menjalin hubungan dengan manusia lain. Orang yang sudah terpuaskan menjadi single, tidak perlu khawatir dengan pendapat orang lain mengenai dirinya karena ia tahu apa yang terbaik untuknya memang tidak perlu dicari-cari melainkan dinikmati dari segala hal yang sudah diperolehnya selama ini.

Try to Loving Someone

Belajar mengasihi seseorang tidak bisa kita lakukan jika didalam hati kita masih ada bagian untuk orang lain. Relationship bukan ajang berbelas kasihan. Relationship is a growing up. Tidak adil rasanya memberikan sisa-sisa hati yang masih penuh luka kepada orang lain dan memanfaatkan keberadaannya disisi kita untuk menyembuhkan.

Pasangan hidup seharusnya mendapatkan yang terbaik dari kita. Ia adalah satu-satunya orang yang akan menemani kita menghabiskan sisa waktu kita didunia ini sampai kekekalan menjemput kita. Lebih baik kita membereskan hati terlebih dahulu dari masa lalu dan sisa-sisa relationship sebelumnya, mengejar keutuhan diri pribadi dalam status single sebelum buru-buru memutuskan masuk ke relationship selanjutnya.

Seorang yang setia akan perkara kecil akan diberikan perkara besar. Single doesn't mean alone. Single adalah masa persiapan menuju relationship dan pernikahan. Jika saat menghadapi masa single, seseorang tidak utuh dan panik, maka ia juga tidak akan bisa siap saat memasuki masa relationship dan pernikahan. Inilah fungsi utama dari masa single, menyiapkan pribadi kita sebelum masuk ke tahap selanjutnya dan tempat kita belajar untuk menjadikan kita sebagai pribadi yang tetap utuh, meski sudah masuk ke tahap relationship dan pernikahan.

Tuhan menciptakan setiap tahap kehidupan - single, relationship, pernikahan - dengan kesulitannya masing-masing. Single mempunyai beban tersendiri, begitu juga dengan relationship dan pernikahan. Salah satu tahap tidak lebih istimewa atau lebih baik daripada tahap yang lainnya. So, don't be sad because u're single dan jangan terburu-buru ingin segera masuk ke tahap relationship atau pernikahan jika kita sendiri belum yakin bahwa kita sanggup menjadi seorang manusia yang utuh dihadapan Tuhan dan sesama kita.

Tidak ada kepura-puraan dalam hal cinta.
Tidak ada pengharapan untung rugi dalam hal mencintai dan dicintai.
Tidak ada judi dalam jalinan relationship.

Cinta bukan permainan yang bisa dimainkan.
Jika suka akan terus dielu-elukan dan jika sudah bosan dihentikan atau dibuang.
Relationship bukan sebuah percobaan.
Hanya orang bodoh yang bermain dekat api dan membiarkan dirinya mudah terbakar.

Mencobai cinta, sama saja melukai diri sendiri dengan telak.


Find your true love in waiting with Jesus, the source of LOVE



No comments: