Monday, August 11, 2008

Saksi Metamorfosis

Oleh : Angelina Kusuma

Sudah dua hari saya melakukan editing terhadap file-file tulisan saya mulai tahun 2006 sampai Agustus 2008. Tulisan-tulisan ini banyak tersimpan di journal blog saya selain beberapa tulisan terakhir yang sudah tersimpan terlebih dahulu di hard disk komputer. Meng-edit tulisan-tulisan lama, seakan ikut me-review kehidupan masa lampau saya. Terlihat perbedaan mencolok dari tulisan-tulisan saya sekarang dibandingkan dengan tulisan-tulisan saya dua tahun lalu. Ternyata dua tahun ini sudah banyak perubahan yang terjadi dalam pribadi saya.

Tulisan-tulisan blog saya layaknya diary online. Saya bukan tipe orang yang suka menahan-nahan sesuatu didalam hati. Selama ini saya memanfaatkan media blog sebagai tempat untuk menuangkan semua uneg-uneg sehari-hari. Tak heran jika sampai hari ini, main blog saya - di Multiply - isinya sampai menembus 791 - ter-share online baik untuk everyone atau hanya ter-publish untuk list contact saja, dengan rincian 526 journal entries, 42 photo albums, 49 reviews, 74 links, 29 calendar, 52 music, 6 video, 13 recipes - ini baru satu blog, belum termasuk tulisan-tulisan saya di blog-blog lainnya dan ditambah 19 drafts - segala sesuatu yang sengaja tidak saya publish, biasanya berisi beberapa potong kalimat bakal tulisan yang belum jadi.

Main blog saya ini adalah gambaran dari metamorfosis diri saya. Dari seseorang yang bukan apa-apa pada mulanya, pernah diremukkan sekaligus didandani oleh tangan Sang Penjunan Agung sampai menjadi seperti saat ini. Siapa saya dulu, terlukis jelas ditulisan-tulisan lama itu. Perjalanan panjang telah saya lalui bersama Tuhan. Perjalanan yang dahulu enggan saya jalani, tetapi bisa membuat saya tersenyum sekarang tiap kali menoleh ke belakang untuk mengenangnya.

Saya adalah seorang gadis tomboy dengan emosi meledak-ledak, keras kepala, egois, tidak sabaran, dan punya beberapa akar pahit dalam hidup sebelum hari ini. Tulisan-tulisan saya pada awalnya bisa dikatakan arogan. Beberapa tulisan justru sangat selfish dan terkesan egois dengan susunan kalimat yang jauh daripada sempurna. Meng-edit tulisan-tulisan lama itu membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan tulisan-tulisan saya terkini.

Saya selalu takjub dengan karya Tuhan selama dua tahun belakangan. Jika bukan karena tangan kuat-Nya, saya tidak akan pernah bertumbuh menjadi wanita sesungguhnya yang bisa mengendalikan emosi dan energi negatif dihati saya. Setiap kupu-kupu harus melalui serangkaian proses metamorfosis yang panjang dan rumit. Indahnya sepasang sayap kupu-kupu, didapatnya dari kemauan seekor ulat buruk menjadi kepompong. Menjalani masa pendandanan diri didalam sebuah ruang sempit yang gelap dan pengap.

Masuk ke dalam 'bengkel-Nya' juga sama tidak enak suasananya. Serangkaian jalan hidup yang berliku-liku harus saya lalui. Pencobaan, cibiran, penghinaan, penolakan, ditinggalkan sendiri, pernah saya lewati. Saya juga masih terus belajar sampai hari ini. Belajar bersyukur atas semua hal yang terjadi dalam hidup saya, belajar selalu bersukacita, belajar berfikir bijaksana, belajar untuk tidak mengeluh, dan belajar untuk terus memberkati orang lain melalui tulisan-tulisan saya.

Tuhan tidak pernah mencobai seseorang melebihi kemampuannya. Itulah yang saya buktikan selama berada didalam 'bengkel-Nya'. Bala bantuan yang saya perlukan untuk mengatasi masalah, tersedia disekitar saya. Ia menggunakan segala cara untuk mengeluarkan saya dari tawanan masa lalu dan menjadikan saya jauh lebih baik daripada sebelumnya, day by day. Semua rintangan yang diberikan-Nya selama ini untuk mendidik saya menjadi wanita kebanggaan-Nya, tidaklah sebanding dengan hasil yang telah saya dapatkan.

Berbicara mengenai tulisan, sarana ini memang paling tepat untuk mengungkap sisi kehidupan seseorang. Karakter penulis akan otomatis tertransfer dalam deretan kalimat-kalimat yang ditulisnya. Semakin stabil kondisi kejiwaan seseorang, makna tulisan dan gaya bahasanyapun akan semakin berbobot, begitu juga sebaliknya. Saya tidak akan pernah bisa banyak menulis seperti sekarang jika saya tidak menerima gemblengan hidup dari Tuhan dengan baik. Kedewasaan seseorang berasal dari proses belajarnya dalam menyikapi setiap batu ujian yang harus dilewatinya setiap hari. Kedewasaan tidak datang dengan tiba-tiba atau dengan cara instant.

Saya hampir saja melewatkan kesempatan untuk didandani-Nya dan lebih memilih untuk bersembunyi diantara tumpukan ketakutan saya akan proses yang pasti menyakitkan pada awalnya. Saya harus rela melepaskan zona kenyamanan berayun-ayun dalam buai angan-angan masa lalu, memutuskan untuk berdiri tegak, mandiri and say no to loneliness forever, menyalibkan keegoan, keep silence for a moment, dan mengubah kepahitan menjadi energi kuat untuk berlari kearah positif. Membuang hal-hal yang seharusnya dilepaskan tetap sulit dilakukan jika sudah dianggap sebagai sesuatu yang 'berharga' untuk digenggam erat-erat.

Saya bersyukur karena sudah melewati semuanya dengan baik. Belum sepenuhnya menang, tetapi paling tidak saya sudah tahu bagaimana cara melangkah, bagaimana harus berlari, dan bagaimana bangkit lagi jika terjatuh. Karya megah-Nya tersimpan rapi disetiap deretan kalimat dalam tuturan tulisan-tulisan saya setiap hari sejak Juni 2006 sampai hari ini. Saksi bisu metamorfosis dari seekor ulat buruk didalam kepompongnya sampai melahirkan kupu-kupu yang siap terbang. Dan dialah, saya ! (nj@coe).



Now, a have a wings
I was reborn and ready to fly away
I'll touch the sky
Draw my dream range from to thousands star
And I'll make you jealous
Because I'm a pretty butterfly



No comments: