Friday, November 28, 2008

Siap atau Tidak Siap, Tetep PI

Oleh : Angelina Kusuma

Beberapa hari ini, saya asyik menikmati aplikasi-aplikasi game dari sebuah account social networking internet yang saya ikuti. Setidaknya, ada dua game yang hampir setiap harinya saya mainkan disela-sela jam kerja saya (kebiasaan buruk, jangan ditiru ya hehehe). Karena 'kesibukan' baru ini juga, akhirnya saya rela memangkas waktu yang biasanya saya gunakan untuk melakukan hobby saya lainnya seperti menulis blog, share di forum-forum online, atau juga ber-mailist ria. Tantangan untuk menyelesaikan level-level permainan dan semangat tidak mau tersaingi oleh teman-teman lain yang ada di list game saya, mampu membuat saya duduk manis di depan komputer beberapa jam tanpa mau memikirkan dunia luar dan lain-lainnya.

Saya masih menyempatkan diri memeriksa semua account dunia maya saya setiap kali online, tetapi tidak terlalu detail memperhatikan keseluruhannya beberapa hari ini. Hanya e-mail yang menarik pandangan mata dan private message penting baik di chat online maupun di account-account pribadi lainnya yang saya tanggapi sebelum kemudian mulai ber-game ria.

Dua hari yang lalu, saya mendapatkan sebuah private message di salah satu account forum Kristen online yang saya ikuti. Si pengirim pesan tidak menuliskan langsung apa yang ingin ia sampaikan kepada saya, melainkan hanya menulis bahwa ia ingin menceritakan masalah yang tengah dihadapinya kepada saya jika saya berkenan meluangkan waktu untuknya. Karena posisi saya di forum ini sebagai moderator Relationship dan Bussiness, saat menerima private message itu, saya langsung bisa mengira-ira masalah apakah gerangan yang akan diceritakan si pengirim pesan ini kepada saya.

"Paling masalah relationships..." Selama saya aktif di forum ini sejak dua tahun silam, masalah relationships menjadi topik utama yang sering dibawa para member forum ini kepada saya. Jarang ada member yang bertanya soal pekerjaan atau cara menangani bisnisnya meskipun saya juga merupakan moderator di bagian itu (hmm, lama-lama gue bisa buka praktek konseling relationships kali ya hihihi).

Setelah membalas private message bahwa saya bersedia menjadi tempat berbagi dengan si pengirim pesan itu, saya kembali beraktivitas seperti biasanya (nge-game maksute hahaha) dan tidak menaruh perhatian khusus atau memikirkan apakah masalah yang dihadapi oleh si pengirim pesan ini tergolong masalah ringan, sedang, atau masalah yang berat.

Hari kemarin, saya kembali memeriksa apakah ada balasan dari si pengirim pesan di hari sebelumnya melalui id forum saya. Dan benar saja, di inbox saya kembali terisi satu pesan baru dari id pengirim yang kemarin. Saat pertama kali saya membaca private message kedua ini, saya sempat tidak bisa memfokuskan pikiran. Semangat bermain di aplikasi game online saya lebih besar daripada kepedulian saya akan masalah yang tengah di hadapi oleh salah seorang member di forum Kristen saya ini.

Dua kali saya 'terpaksa' menutup halaman inbox forum saya gara-gara pikiran saya tidak berada di deretan-deretan kalimat yang sedang saya baca. Kemudian menyibukkan diri lebih dulu memeriksa account dunia maya saya lainnya dan ber-chat dengan beberapa orang teman yang ada di friends list chat online saya. Ketika saya sampai kepada account social networking yang didalamnya saya sering bermain aplikasi game, tiba-tiba saja koneksi internet saya tidak bisa melakukan browse pada content php (Roh Kudus bekerja...).

Karena saya tidak bisa melanjutkan level permainan di aplikasi game saya, akhirnya saya kembali ke halaman inbox forum saya dan membaca ulang seluruh isi private message yang saya terima dengan teliti.

"Pas lagi nggak kepingin mikir serius, kenapa kasus yang datang serumit ini sie?"

Si penulis pesan bercerita mengenai masalahnya di private message kedua ini. Awalnya ia bukanlah seorang yang percaya kepada Yesus. Ia kemudian bertekad untuk mengenal Yesus hanya karena jatuh cinta kepada rekan sekantornya yang beragama Kristen taat. Relationships yang mereka jalin akhirnya kandas dan si wanita memutuskan hubungan tersebut. Si pria yang tak lain adalah penulis pesan itu sendiri, saat ini sedang krisis percaya diri baik dari segi keimanannya kepada Kristus yang dasarnya memang rapuh dan memendam akar pahit karena si wanita yang memutuskan hubungan dengannya menganggapnya belum dewasa dalam segala hal dan terlalu posesif atas hubungan yang sudah berakhir.

Selesai membaca seluruh isi private message itu, saya tertegun. Saya sedang berhadapan dengan seseorang yang belum seutuhnya percaya kepada Yesus dan sedang mencari jati dirinya saat ini. Seandainya saya salah menegur atau salah menulis kalimat balasan (sejak dulu saya terkenal dengan ucapan saya yang selalu ceplas-ceplos soalnya hehehe), bisa-bisa saya membuat batu sandungan baru bagi hidupnya dan membuatnya terlepas 100% dari Kristus. Ada sekelumit perasaan bersalah hinggap di hati saya karena tidak menomor-satukan si pengirim pesan yang sedang bermasalah ini sejak kemarin. Coba kalau saja koneksi internet saya tetap lancar untuk membuka content aplikasi game di account social networking itu, pasti baru malam harinya saya membaca isi private message yang ada di inbox forum saya (forgive me Lord).

Peristiwa kali ini memberikan teguran bagi saya pribadi. Ah...rupanya beberapa hari ini saya terlalu terlena dengan kemudahan teknologi sampai-sampai sulit memfokuskan diri kepada pelayanan di ladang Tuhan. Hari ini, saya tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama seperti hari kemarin. Sejak pertama online, yang saya tuju adalah account saya di forum Kristen yang saya ikuti itu. Dan puji Tuhan, ada balasan lagi dari si pengirim pesan kemarin. Ia memberikan respon positif atas apa yang sudah saya tulis untuknya mengenai Kristus, tujuan hidup yang utama, dan yang seharusnya ia kejar.

Saat ini, ia berada di daftar utama tim doa saya. Saya dan tim doa online saya (kami menyebut diri kami online karena kami memang lebih banyak berinteraksi satu sama lain melalui dunia maya), sedang memfokuskan diri kepada jiwa-jiwa baru bagi Kristus seperti si pengirim pesan di inbox forum saya ini. Beberapa kali di kesempatan sebelumnya, kami juga mendoakan jiwa-jiwa yang hampir hengkang dari iman percayanya kepada Kristus dengan berbagai macam latar belakang penyebabnya. Saya dan tim, tidak ingin bermain-main dengan urusan penginjilan. Meski kami terpisah di beberapa kota se-Indonesia, tetapi kami selalu mempunyai waktu khusus untuk bertemu di udara pada jam-jam tertentu dan berdoa bagi jiwa-jiwa baru yang datang kepada Kristus melalui jejaring yang kami bentuk. Baik atau tidak baik kondisi kami, kami sudah bertekad untuk tetap memberitakan keselamatan yang sudah kami terima lebih dulu kepada orang-orang yang kami kenal, terutama kepada jiwa yang nyasar di forum tempat kami bercokol (wkwkwk).

Kondisi saya yang sedang 'kesengsem' dengan aplikasi game di account social networking beberapa hari ini, bisa dikatakan tidak sedang dalam posisi tegap sebagai penginjil yang siap dengan selengkap senjata Allah-nya. Tetapi bagaimanapun itu bukanlah alasan agar saya bisa menghindar dari pelayanan. Karena saya sudah berkomitmen mengikut Tuhan Yesus, siap atau tidak siap, maka saya harus bersedia memberitakan Yesus kepada jiwa-jiwa yang mempertanyakan ke-Tuhanan-Nya dan harus menjadi terang bagi yang lainnya setiap saat.

Sebagai anak Tuhan, kita tidak boleh lengah sedikitpun. Iblis yang menjadi lawan kita tidak pernah tertidur mengawasi setiap mangsa yang bisa ditelannya. Beruntung, kali ini meskipun saya sempat terlena oleh keadaan 'nyaman' sesaat, saya bisa segera kembali ke kondisi siap sebagai penginjil dengan cepat (Roh Kudus yang memampukan saya untuk melakukan hal ini...lagi-lagi...tx Lord!).

2 timotius 4:2, Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

Anda siap menjadi penginjil bagi Kristus?

Siapkan diri anda untuk menghadapi hari-hari yang semakin singkat ini bagi kemuliaan Tuhan Yesus. Mintalah karunia-Nya agar Ia memampukan anda untuk membawa jiwa-jiwa lebih banyak lagi dan merampasi mereka yang terhilang dari api neraka (nj@coe).

No comments: