Friday, February 27, 2009

Penunjuk Arah

Oleh : Angelina Kusuma

Setiap orang yang tidak tahu arah saat dalam perjalanan, membutuhkan alat bantu yang bisa memberitahukan posisi yang tepat dimana ia tengah berada. Alat bantu penunjuk arah tersebut bisa berupa peta, kompas, atau GPS. Ketika saya masih bekerja di perusahaan shipbuilding fabrication di Jakarta dan sering ditugaskan mengikuti acara sea trial, tim saya tidak pernah lupa dibekali dengan seperangkat peralatan Global Positioning System oleh perusahaan kami sebelum berangkat. Saat di tengah-tengah laut, GPS memberikan petunjuk posisi yang sangat akurat agar kami bisa menyelesaikan tahap-tahap sea trial dengan baik dan bisa kembali ke galangan kapal dengan selamat tanpa tersesat.

Alat bantu petunjuk arah yang sekarang sering kita temui dalam bentuk peta, kompas, atau GPS ini, ternyata sudah ada sejak zaman Israel dulu. Ketika Tuhan menuntun bangsa ini keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian, Tuhan membuatkan petunjuk arah bagi mereka berupa tiang awan pada waktu siang dan tiang api pada waktu malam hari.

Kel. 13:21, TUHAN berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam.

Anehnya, meski bangsa Israel sudah mempunyai petunjuk arah yang mempunyai kuasa besar karena Dia adalah Tuhan sendiri, mereka tetap saja 'tersesat' di padang gurun sampai 40 tahun lamanya. Wew...

Apa sebabnya bangsa Israel sampai harus menghabiskan waktu 40 tahun lamanya di padang gurun, bahkan sampai seluruh generasi pertama yang keluar dari tanah Mesir musnah di padang gurun kecuali Kaleb dan Yosua?

Buandelll poll!!

Jika kita membaca sejarah mulai dari dibawanya bangsa Israel keluar dari Mesir oleh tangan kuatnya Tuhan di Keluaran sampai Ulangan, kita akan tahu bahwa bangsa Israel ini merupakan bangsa yang sering menggerutu, bersungut-sungut, berkali-kali jatuh dalam penyembahan berhala, tidak menghormati pemimpin-pemimpin mereka, dan tidak mempercayai janji-janji Tuhan meski banyak mukjizat sudah mereka terima selama di perjalanan itu.

Bangsa Israel tersesat begitu lama di padang gurun bukan karena mereka tidak mempunyai alat petunjuk arah yang akurat dan terpercaya. Mereka tersesat karena ulah mereka sendiri, tidak mau mengikuti Tuhan yang adalah petunjuk arah mereka selama dalam perjalanan dari Mesir ke tanah perjanjian.

Musa yang saat itu adalah pemimpin bangsa Israel memberi peringatan keras agar bangsa Israel tidak lebih lama lagi tersesat di padang gurun karena kebandelan mereka sendiri.

Bil. 32:15, Jika kamu berbalik membelakangi Dia, maka kamu akan lebih lama lagi dibiarkan-Nya tinggal di padang gurun dan kamu akan membawa kemusnahan atas seluruh bangsa ini.

Hmm, teguran Musa mengerikan ya? Coba saja seandainya setelah diperingatkan oleh Musa bangsa Israel tetap tidak setia kepada Tuhan dan mengulangi apa yang sudah dilakukan oleh nenek moyang mereka dulu, jangka waktu 40 tahun lamanya di padang gurun itu bisa diperpanjang lagi oleh Tuhan dan bisa juga sampai memusnahkan seluruh bangsa Israel tanpa terkecuali.

Jika kita melakukan apa yang dilakukan bangsa Israel di padang gurun itu, bisa jadi kita juga akan bernasif sama seperti mereka. Tuhan Maha Pengasih tapi juga Maha Kudus. Dia tidak akan membiarkan seorangpun meremehkan-Nya dan mempermainkan-Nya. Sekali pedang Tuhan teracung, tidak akan ada yang bisa menahannya. Hanya orang-orang yang rendah hati dan 100% percaya kepada janji-janji-Nya seperti Kaleb dan Yosua yang berhasil keluar dengan selamat dari padang gurun dan mendapatkan reward atas kesetiaan mereka bersama Tuhan di tanah perjanjian.

Siapa yang menjadi penunjuk arah bagi jalanmu ketika tengah berada di padang gurun persoalan? Tuhan atau egomu?

(Mzm. 23)
TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;
Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.
Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

No comments: