Friday, August 07, 2009

Jam Karet

Oleh : Angelina Kusuma

1 Korintus 9:27, Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

But I discipline my body and bring [it] into subjection, lest, when I have preached to others, I myself should become disqualified (New King James Version).

Beberapa kali kemunculan saya dipertemuan ibadah gereja akhir-akhir ini, selalu disambut pertanyaan, "Jam kamu mati (lagi) ya, Njie?", oleh Ibu satu itu hehehe. Yeah, tabiat buruk baru saya kali ini ternyata sudah ada yang mengendusnya :D. Pernyataan-pernyataan teguran bernada candaan dari Ibu Lilik (demikian saya memanggilnya), sebenarnya membuat saya menjadi tak enak setiap saat. Sebagai seorang pelayan rumah Tuhan, sudah sepantasnya saya menjadi teladan bagi jemaat lain termasuk dalam hal kedisiplinan waktu dan kehadiran di gereja. Kalo semua pelayan-pelayan rumah ibadah seperti saya, datangnya terlambat terus, bagaimana dengan jemaatnya nanti? Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Pelayan rumah ibadah terlambat 1 menit, jemaat terlambat 1 jam hahaha.

Semua tabiat buruk yang kita lakukan, berawal dari kebiasaan-kebiasaan salah yang diabaikan. Sekecil apapun pelanggaran yang sudah kita perbuat, jika tidak segera dibenarkan, lama-kelamaan akan bertambah dosisnya dari hari ke hari. Kebiasaan saya datang terlambat di ibadah gereja awalnya juga hanya terjadi satu atau dua kali sebulan. Tapi tak berapa lama kemudian, Ibu Lilik menghafali saya sebagai salah satu pelayan rumah Tuhan yang paling sering datang terlambat di pertemuan-pertemuan ibadah dalam seminggu hehehe (bukan tawa senang neh, tapi tawa malu :p).

Rasul Paulus berkata didalam 1 Korintus 9:27 bahwa tubuh kita itu perlu dilatih dan dikuasai agar tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. Dalam terjemahan New King James Version, dijelaskan bahwa latihan yang dimaksudkan Rasul Paulus bukanlah sekedar latihan yang biasa-biasa saja, melainkan latihan yang keras (discipline).

Paman saya yang seorang pensiunan AD, sampai menjelang usianya yang ke 58 tahun ini, tetap sehat dan kuat melakukan aktivitas-aktivitas yang menguras tenaga setiap hari. Rahasianya, ternyata beliau masih rajin mendisiplinkan diri dengan berbagai macam latihan (olahraga) fisik sampai sekarang. Beliau selalu bangun pagi-pagi sebelum seisi rumahnya terbangun, kemudian berlari-lari mengelilingi komplek perumahan sebelum memulai aktivitas harian lainnya. Kebiasaan mendisiplinkan fisik ini, sudah beliau lakukan mulai saat masih aktif sebagai anggota AD dan tidak pernah sekalipun dilanggarnya. Makanya, stamina beliau relatif masih tetap sama seperti dulu meski sekarang usianya sudah menjelang senja.

Saat Yesus bergumul di Taman Getsemani menjelang pengaliban-Nya sementara murid-murid yang menyertai-Nya semua tertidur, ada perkataan Yesus yang cukup menarik untuk disimak.

Matius 26:40-41, Setelah itu Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan mendapati mereka sedang tidur. Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."

Apa makna dari perkataan yang diucapkan Yesus kepada murid-murid-Nya itu? Andai para murid tidak bisa berjaga-jaga selama satu jam seperti yang diminta-Nya, apakah hal itu akan dibiarkan saja? Oh, tidak. Maksud Yesus berkata demikian adalah: 'paksalah' tubuh yang tidak bisa berjaga-jaga itu sampai bisa terjaga!

Kelemahan daging harus terus dilawan. Latihan-latihan fisik berguna untuk mengurangi kelemahan-kelemahan yang dimiliki oleh tubuh kita ini. Tak hanya senjata-senjata rohani saja yang kita perhatikan, tapi fisikpun juga harus diperkuat untuk memaksimalkan kinerja kita selama di bumi. Setiap anak Tuhan yang menguasai seluruh isi Firman tapi fisiknya lemah, pasti tidak bisa maksimal dalam pelayanan di ladang Tuhan. Demikian juga sebaliknya, hanya kuat secara fisik namun rohnya lemah, rentan juga terhadap tipu muslihat iblis. Yang harus kita lakukan adalah menyeimbangkan keduanya. Fisik dan roh harus sama-sama kuat agar kita bisa menjadi pahlawan-pahlawan di tangan Kristus.

Saat berdoa, memuji dan menyembah, membaca Firman, dan mengikuti pertemuan-pertemuan ibadah, kita memerlukan peran serta dari tubuh kita. Tubuh yang terdiri dari daging yang lemah ini, harus terus dilatih agar tidak menghalangi pelayanan kita menjadi terang Kristus bagi orang lain di sekitar kita. Kemalasan, kejenuhan, kelambanan, kecapaian, ketidak cermatan, dan tindakan-tindakan lemah yang disebabkan oleh kedagingan tubuh, harus didisiplinkan dan dikuasai dengan sempurna agar bisa menjadi berkat! (nj@coe).



No comments: