Tuesday, November 08, 2016

3 Pria, 3 Cerita, 3 Senyum


Oleh: Angelina Kusuma


"Kenapa sih liburan aja sampai ke luar negeri, emang udah keliling Indonesia dari ujung ke ujung? Indonesia itu lebih kece tahu!", sambil kirim foto selfie-nya di depan sebuah tempat di Jawa Tengah.

Saya cuma senyum-senyum.

"Kemarin aku baru balik dari Bromo ya, dan sekarang kakiku njarem semua"

Saya cuma senyum-seyum.

"Aku snorkeling di salah satu pantai di Sumatera, kaki-kakiku tergores karang gitu"

Saya cuma senyum-seyum.

Dalam hati saya berkata, "Sepertinya saya harus lebih sering lagi pakai rok, gambar alis ala Princess Syahrini, pakai lipstick dan bawa tas centil kemana-mana agar pria-pria ini tidak terancam dengan keberadaan saya"

Hahaha!!

Sebenarnya saya ingin segera angkat bicara menanggapi pernyataan-pernyataan diatas. Tapi begitu saya renungkan lagi, ahhh buat apa? Buat apa menanggapi sesuatu yang sebenarnya tidak layak dibesar-besarkan. Toh semua orang berhak menceritakan kisahnya masing-masing dengan caranya sendiri-sendiri dan kita...hanya perlu mendengarkannya saja tanpa banyak berdebat. Jawab seperlunya jika kamu ditanya, selebihnya biarkan mereka tahu siapa kamu dengan sendirinya. Itu jauh lebih bijak bukan?

Eh, tapi gatel euy, pengen bicara sesuatu. Ya udah, kalo nggak bisa ngomong, nulis aja hahaha.

1. Kenapa liburan sampai ke luar negeri?

Saya liburan ke luar negeri bukan karena saya tidak cinta Indonesia lho. Salah besar!

Justru karena saya cinta Indonesia, maka saya perlu liburan ke luar negeri! *Pasti ada yang mo triak nih, "Logikanya dimana?"

OK, mari renungkan sejenak mas-mas yang ganteng *Dan mbak-mbak yang cantik...(kali aja ada pembaca yang cewek juga)

Liburan ke luar negeri minimal perlu paspor bukan? Paling enggak kalo cuma mau keliling negara-negara ASEAN kita hanya butuh paspor doang, selebihnya kita perlu ngurus visa.

Nah, kamu akan tahu seberapa hebat kekuatan paspor negaramu itu ketika kamu berani melangkah keluar!

Sumpah, saya baru ngerti kalo Indonesia itu ternyata lemah banget di mata negara-negara di dunia bahkan di mata negara-negara ASEAN begitu saya memutuskan untuk liburan ke luar negeri. Dua kali saya masuk Malaysia, dua kali pula paspor saya diteliti dengan seksama oleh petugas Imigrasi negara itu seolah-olah saya kesana untuk menjadi salah satu TKI yang tidak akan pernah kembali lagi ke Indonesia!

Sigh...kalo situ cuma ngendon di Indonesia doang, paspor Indonesia akan tetap lemah kekuatannya di mata dunia bung! Karena negara-negara luar tahunya paspor Indonesia cuma dipakai buat jadi TKI yang kadang suka bikin masalah di negara tetangga, bahkan sampai ada yang pakai paspor Indonesia buat jihad entah membela siapa di negara antah berantah sono.

Kalo udah begini masih berani bilang buat apa ke luar negeri? Emang nasionalisme cuma bisa ditunjukin kalo loe lahir ceprot sampai mati cuma di Indonesia doang apa?! Hoehh, sadarlah!

Coba cek destinasi liburan saya di Indonesia lainnya sebelum mencap bahwa saya terlalu sok karena liburan ke luar negeri. Ente pernah ke Misool belum? Pernah ke Raja Ampat? Pernah ke Rinjani? Kalo belum semua...anda tidak level bicara begitu sama saya hehehe!

2. Bangga ya udah naik gunung?

Wanita yang sedang kamu hadapi sekarang ini udah pernah ke Bromo 2 kali, pernah ke Gunung Ijen sampai ke kawah, pernah ke Puncak Harfat Misool, ke puncak Wayag 1 dan Wayag 2, pernah ke Gunung Rinjani sampai trekking sendirian di Jigokudani - Noboribetsu, Hokkaido Jepang mas. Kaki-kaki njarem abis naik gunung itu biasa kok. Perlu dipijitin ta? #Eaa

Tapi sekarang udah mulai merubah penampilan sih. Udah nggak se-tomboy dulu. Sekarang kemana-mana pakai rok, dandan sing ayu...kadang terlihat seperti gadis lugu. Eits, meski begitu jangan sembarangan bertindak ya. Wanita hebat akan menyembunyikan kekuatannya didepan pria dengan tujuan untuk menghormati pria-pria yang selayaknya menjadi pemimpin baginya. Tapi saat dibutuhkan, si wanita dengan rok ini juga bisa naik ke genteng benerin atap yang bocor sambil goreng telur di dapur hahaha *Don't judge people by its cover!

3. Kaki tergores abis snorkeling

Och, sakit banget ya? Huh, karangnya nakal ya sampai dia berani melukai kaki-kakimu? Sini-sini coba tunjukin lukanya padaku, pasti kuobati dengan cinta #Wkwkwk!

Dul, kaki-kakiku justru lebih sering bucel-bucel dari punyamu. Entah itu jatuh waktu basket, jatuh waktu naik sepeda, sampai jatuh waktu naik ke pohon mangga tetangga hahaha. Biasa aja kok kalo tubuh terluka. Apalagi cuma luka goresan, cepet sembuh itu mah. Yang susah itu luka di hati mas, itu susah sembuhnya huhuhu!

Saya juga pernah snorkeling kok. Nggak banyak sih. Cuma pernah snorkeling di Karimun Jawa, Pantai 3 Warna Malang, Gili Labak Sumenep, pantai-pantai di Misool dan Raja Ampat Papua. Untungnya sih, saya belum pernah punya pengalaman tergores karang yang sampai membuat saya teriak, "Aduh duh duh duh" begitu. Ehm, mungkin si abang perlu snorkeling dengan saya deh biar nggak tergores karang lagi #Sisiran.

Sudah kodratnya, pria selalu ingin lebih macho dibandingkan wanita. Saya memaklumi itu. Ah, tapi saya tidak pernah merasa lebih hebat dari pria kok, meski sebagian besar hobby saya ada di area maskulin. Saya tetap 100% wanita tulen, butuh pria juga. Tidak semua hal bisa saya kerjakan dengan kedua tangan sendiri. Pliss ya pria-pria, jangan merasa terancam dengan saya :D.

Tenang saja, saya tidak akan menggeser posisimu sebagai Raja, Imam dan Nabi. Saya tahu siapa saya, posisi saya adalah Penolong untuk seorang pria. Meski saat ini saya juga macho, tapi saya tahu bagaimana menempatkan diri saya disamping pria yang tepat.

Baik, sepertinya saya harus makin belajar diam sekarang. Diam, tenang dan tidak berdebat dengan siapapun. Dengarkan saja mereka yang ingin bicara tanpa berargumen kecuali diminta untuk berpendapat. Lebih baik belajar gimana caranya pake blush on eaa, biar pipi bisa merah merona. Ato belajar pake high heels? Siapa tahu ada yang ngajakin naik Gunung Semeru dengan heels #Wow #Kerennn

"Yang tepat, tak perlu dikejar. Dia akan menemukan jalannya sendiri. Hanya bersiap saja. Agar saat dia tiba, dia bangga punya SAYA"

No comments: