Sunday, December 04, 2016

Allahku, yang kupercayai

Oleh: Angelina Kusuma


Mazmur 91:2, "...Allahku, yang kupercayai"

Saya terbiasa membuat resolusi tahun baru bertepatan dengan peringatan hari lahir saya. Beberapa hari lalu, seperti tahun-tahun sebelumnya, saya melewati hari ulang tahun saya berdua saja dengan Tuhan. Saya sengaja mematikan semua notifikasi birthday reminder di semua akun sosial media sehingga tidak ada satupun yang menyadari bahwa hari itu saya bertambah usia. Hanya 2 orang teman dekat yang sudah katam saya luar dalam (hahaha) dan beberapa pengurus gereja yang mengucapkan selamat ulang tahun.

Bagi saya, cukuplah merayakan hari ulang tahun dengan berdoa, memuji dan menyembah Tuhan secara pribadi, karena saya tahu bahwa pertambahan usia artinya juga pertambahan beban hidup ke depan. Jadi saya lebih perlu perkenanan Tuhan daripada ucapan-ucapan simpati orang lain.

Saya menulis hal-hal yang ingin saya lakukan di tahun 2017 nanti di buku harian. Selesai membuat resolusi 2017, saya mulai memuji dan menyembah Tuhan. Saat itulah Roh Kudus berbicara kepada saya, "I need you to reach them. They are lost, they need a leader and they need your good example." Mata saya terpejam tapi pikiran saya bisa melihat wajah beberapa anak-anak muda disana. Air mata saya mulai menetes satu per satu.

"But Dad, I also need someone to lead me."
"No worry, I will fulfill all your needs."

Roh Kudus kemudian menuntun saya kepada Mazmur 91. Setiap selesai saat teduh, biasanya saya selalu membaca pasal ini setiap pagi. Tapi kali itu lain. Kalimat "...Allahku, yang kupercayai" seperti melompat keluar dan seketika membuat hati saya menjadi damai.

Seberapa sering kamu membaca Alkitab, tidak menunjukkan bahwa kamu sudah benar-benar mengerti maksud dari setiap ayatnya. Thanks God, saya mendapat kekuatan baru dari Mazmur 91:2. Percaya kepada Tuhan artinya berani bergantung total kepada-Nya tanpa pengecualian.

Jujur, saya punya sebuah kerinduan besar di tahun 2017. Di tahun-tahun sebelumnya, kerinduan ini hanya sebatas wacana saja. Ada sedikit perasaan was-was di hati saya saat Tuhan ternyata menghendaki saya melakukan hal yang tak kalah pentingnya dari kerinduan saya itu. Jika saya terlalu sibuk memikirkan pelayanan ke anak-anak muda, saya takut 'tak punya' waktu untuk mewujudkan kerinduan saya. Tapi ah...bukankah Tuhan Yesus yang saya sembah itu Maha Dahsyat? Masa iya Dia tidak memperhatikan keperluan saya saat saya melakukan perintah-Nya?

Saya langsung meminta ampun untuk ketidak-taatan dan kekuatiran saya kepada Tuhan. Tidak ada satupun alasan untuk tidak percaya kepada-Nya. Dia Pencipta saya. Dia lebih tahu cara untuk mengatur hidup saya dan Dia punya rencana yang lebih sempurna daripada rencana-rencana saya. Yah, ini saatnya saya melakukan bagian saya yaitu melayani anak-anak muda & generasi yang terhilang dan membiarkan Tuhan melakukan bagian-Nya juga (memberkati saya sesuai kehendak-Nya). I trust Him 100%!

No comments: